Kabar Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.
Viral Video ‘Santri Lirboyo Ngecor’, Ini Respons Pengurusnya

By On Oktober 05, 2025

Tangkapan layar video viral santri di Ponpes Lirboyo ikut mengecor sebagai tradisi amal jariyah. 

KEDIRI, Kabar7.ID Viral di media sosial video yang memperlihatkan ratusan Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim), ikut membantu pengecoran gedung bertingkat.

Dalam unggahan vidoe itu tertulis “Santri Lirboyo Ngecor” dan memperlihatkan suasana gotong royong dalam pembangunan fasilitas baru pesantren.

Video itu menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian warganet mempertanyakan keterlibatan santri dalam pekerjaan fisik, sementara yang lain mengapresiasi semangat kebersamaan di lingkungan pesantren.

Salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Abdul Mu’id Shohib membenarkan bahwa pesantren sedang melakukan pembangunan beberapa fasilitas baru. Fasilitas tersebut dibutuhkan untuk menampung jumlah santri yang terus bertambah, serta untuk keperluan ruang kelas dan balai tamu.

“Pembangunan di Pesantren Lirboyo memang kita tangani secara mandiri. Meski demikian, kita juga melibatkan pihak-pihak profesional,” ujar KH Abdul Mu’id Shohib kepada wartawan, Jumat, 03 Oktober 2025

Dia menjelaskan, keterlibatan Santri dalam proyek ini bersifat sukarela dan hanya untuk membantu para tukang dalam pekerjaan non-fundamental.

“Keterlibatan para Santri memang besar, bagian dari ladang amal jariyah,” ujar pria yang akrab disapa Gus Oing itu.

Hal senada disampaikan Gus Muid dalam klarifikasi tambahan. Menurutnya, para Santri tidak menjadi tenaga utama, melainkan hanya membantu sebagai bentuk pengabdian.

“Keterlibatan santri tidak dominan. Mereka hanya membantu tukang, dan niat mereka semata-mata sebagai ladang amal jariyah,” ujarnya.

Gus Oing memastikan, pembangunan di lingkungan pesantren tetap dilakukan dengan prinsip profesionalitas.

“Untuk hal-hal yang sangat fundamental itu kita melibatkan profesional. Desain kita dari insinyur yang bersertifikat,” ujarnya.

Menurutnya, pelibatan para ahli meliputi pekerjaan-pekerjaan krusial seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proyek.

“Untuk hal-hal krusial seperti desain, pelaksanaan, dan pengawasan, kami bekerja sama dengan pihak yang memiliki keahlian dan sertifikasi resmi,” ujar Gus Muid.

Dia menegaskan, setiap tahap pembangunan dikawal oleh tenaga ahli agar sesuai dengan standar keselamatan konstruksi. Proyek ini diharapkan menghasilkan bangunan yang kuat dan aman digunakan oleh ribuan santri.

Gus Oing juga menyampaikan empati dan belasungkawa atas musibah ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

Ia mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam membangun fasilitas pendidikan.

“Ada hikmah bahwa saat membangun secara internal, harus mengedepankan hal-hal yang prinsip, termasuk konstruksinya demi keamanan santri,” ujarnya.

Gus Muid menambahkan, peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga agar setiap pesantren lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kualitas bangunan sejak tahap perencanaan.

“Kejadian di Ponpes Al Khoziny memberi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa pembangunan pesantren harus mengutamakan aspek keselamatan sejak tahap perencanaan hingga konstruksi,” pungkasnya.

Pihak Ponpes Lirboyo berharap masyarakat tidak salah paham dengan video yang beredar. Semangat gotong royong para santri dianggap sebagai bentuk rasa memiliki terhadap pesantren.

“Santri ikut serta bukan karena terpaksa, tapi karena merasa memiliki pesantren ini. Apa yang mereka lakukan kami yakini akan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir,” ujar Gus Muid. (*/red)

Terlilit Utang Pinjol, Motif Bunuh Diri Sekeluarga di Kediri

By On Desember 16, 2024

Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama. 

KEDIRI, Kabar7.ID – Satu keluarga di Ngancar, Kediri, Jawa Timur (Jatim), yang ditemukan lemas tak sadarkan diri ternyata mencoba melakukan bunuh diri. Namun bunuh diri itu tak sepenuhnya berhasil.

Karena tiga dari empat anggota keluarga masih hidup, yakni ayah, ibu, dan anak sulung. Sementara anak bungsu yang masih balita meninggal.

Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama mengatakan, keluarga pasangan suami istri D (31) dan M (29) terlilit utang pinjaman online (pinjol).

Utang pinjol lah yang menjadi penyebab satu keluarga ini melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan meminum susu yang telah dicampur racun tikus.

“Untuk percobaan bunuh diri sekeluarga ini karena si M (perempuan-red), merasa tertekan. Karena si perempuan ini memiliki utang pinjol. Tertekannya M ini karena sering mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Atas telepon tersebut membuat si perempuan tersebut kebingungan dan bercerita ke suaminya berinisial D,” kata Fauzy kepada wartawan, Sabtu, 14 Desember 2024.

Menurut Fauzi, aplikasi pinjol tersebut sudah dihapus oleh M. Namun Ia tetap diteror untuk mengembalikan utang.

“Untuk akun pinjaman online ini sudah dihapus dan lupa (nama aplikasinya). Tetapi selalu dihubungi oleh nomor telepon yang dikenal menagih hutang. Sedangkan suami dan sang istri meminta pertolongan ke kerabatnya tidak ada yang bisa membantu dan akhirnya melakukan percobaan bunuh diri dengan minum racun bersama,” jelas Fauzy.

Diduga akibat tidak mendapatkan bantuan pertolongan dari pihak kerabat dan merasa semakin tertekan, akhirnya M memutuskan membeli racun. M membeli obat tikus jenis timex.

“Racun tikus jenis timex ini sering biasa digunakan untuk di sawah meracuni tikus. Racun tikus ini dicampur dengan susu dan diminum bersama-sama,” kata Fauzy.

Fauzy menambahkan, untuk kondisi si istri dan suaminya saat ini keadaannya semakin membaik dan mendapatkan perawatan intensif di RS SLG Kediri.

Sedangkan kondisi anak pertama yang berinisial MDNP (8) juga sudah semakin membaik dan saat ini diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan dirawat oleh kerabatnya. (*/red)

Berhasil Ungkap Kasus Penimbunan BBM, Pertamina Berikan Apresiasi Anggota Polsek Wates

By On April 23, 2024


KEDIRI, Kabar7.ID – Unit Reskrim Polsek Wates berhasil mengungkap kasus penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Dusun Bondo, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kediri, Jawa Timur (Jatim).

Humas Pertamina wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Taufiq Kurniawan mengapresiasi langkah tegas Kepolisian melalui Polsek Wates, yang mengungkap dugaan penimbunan bahan bakar tersebut. Hal tersebut dikarenakan sudah diluar tanggung jawab pertamina sebagai penjual BBM yang sah

“Tapi ketika sampai dimanfaatkan, itu sudah betul langkah yang dilakukan oleh Polsek Wates dan itu memang sudah ranah dari kepolisian bukan ranah dari Pertamina,” ujarnya.

Taufiq menjelaskan, penggunaan surat rekomendasi untuk pembelian dalam jumlah besar, sebenarnya untuk mencegah adanya penyalahgunaan BBM bersubsidi dan dapat merugikan keuangan negara

“Pembelian BBM bersubsidi dalam jumlah besar harus menggunakan surat rekomendasi dari desa. Penggunaannya juga harus jelas sesuai dengan peruntukannya, semisal untuk pertanian atau kegiatan nelayan. Jika tidak menggunakan surat tersebut maka negara akan dirugikan jikalau terjadi jual beli BBM bersubsidi secara ilegal,” terangnya.

Atas prestasi tersebut, Unit Reskrim Polsek Wates pun mendapatkan apresiasi langsung dari Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto.

Diketahui, berdasarkan hasil penyidikan dilakukan Polsek Wates, diamankan Eko Nurchoiri Salam (30), warga Dusun Batuasih Desa Batuaji Kecamatan Ringinrejo, beserta barang bukti mobil Avanza AG 1822 EM dan drum berisi Bio Solar.

Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto melalui Kapolsek Wates, AKP Bambang Kurniawan mengatakan, awalnya pihaknya mencurigai mobil sedang melakukan pengisian BBM jenis bio solar di SPBU.

“Bahan bakar tersebut dimasukkan ke sebuah drum yang ditaruh di bagian belakang mobil. Saat diinterogasi, pengendara mobil menunjukkan surat rekomendasi dari Kepala Desa Batu Aji dengan nomor 470/80/418.102/2024 tertanggal 13 Februari 2024,” kata Kapolsek.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Batuaji, Makin Wahyudin belum bisa dikonfirmasi. (*/red)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *