Kabar Terbaru

Diberdayakan oleh Blogger.
Gegara Ikuti Maps, BMW Terjun dari Ujung Tol di Gresik

By On April 06, 2025


GRESIK, Kabar7.ID Gegara sang sopir mengikuti petunjuk Google Maps, satu unit mobil jenis BMW dikabarkan terjun dari ujung Tol Krian - Gresik (KLBM), Sabtu, 05 April 2025, sekira pukul 22.00 WIB.

Diketahui, penumpang mobil itu bernama Moch Rudie Heru Komandono (62) warga Benomo, Surabaya, dan Endang Sri Wahyuni (48), warga Babatan Mukti Wiyung Surabaya.

Keduanya selamat dari peristiwa itu, dan mengalami luka ringan.

Kasat Lantas Polres Gresik, AKP Rizki Julianda mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi saat mobil BMW yang dikemudikan Heru berjalan dari arah Krian menuju Bunder (selatan ke utara).

Saat berada di lokasi kejadian, Heru mengikuti petunjuk dari Google Maps yang mengarahkan untuk terus lurus.

“Meski ada barrier, pengemudi menerobos karena ada celah yang cukup dimuat satu mobil,” kata Rizki kepada wartawan, Minggu, 06 April 2025.

Menurut Rizki, karena mengikuti Google Maps mobil tersebut masuk ruas tol Krian Gresik yang belum tersambung atau belum terhubung dengan jalan Tol Manyar.

Mobil tersebut sempat terjun dan terbang sekitar 10 meter melewati dua ruas jalan yang ada di bawahnya.

“Mobil tersebut terjun dari ruas tol yang belum tersambung. Terhempas sekitar 12 meter,” ujarnya. (*/red)

Kelabui Polisi Pakai Brankas Buku, Modus Pengedar Narkoba di Gresik

By On Juli 07, 2024


GRESIK, Kabar7.ID – Kepolisian Sektor (Polsek) Manyar mengungkap modus penyembunyian narkoba di Gresik, Jawa Timur (Jatim). Sabu dan ekstasi disimpan dalam Brankas Buku demi dapat mengelabui petugas Kepolisian.

Modus tersebut berhasil diungkap oleh Polsek Manyar, ketika menangkap tiga orang pengedar narkoba jenis sabu dan ekstasi yang menamakan diri 'Gresik menyala'. Mereka dibekuk dari salah satu kos di Kompleks Perumahan yang masuk di wilayah Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar.

“Sebelum menangkap mereka, kami melakukan pengintaian selama tiga hari,” kata Kapolsek Manyar, AKP Tatak Sutrisno, saat rilis ungkap kasus di Mapolsek Manyar, Sabtu, 06 Juli 2024.

Setelah meyakini ketiga pelaku adalah pengedar narkoba, Polisi langsung melakukan penggerebekan di rumah tersebut.

Hanya saja, petugas sempat kesulitan pada saat mencari barang bukti narkoba yang ternyata telah disembunyikan oleh para pelaku di Brankas Buku.

“Sempat kesulitan, karena ketika dicari oleh petugas sempat tidak ketemu. Akhirnya (pelaku) mengaku ada yang ditaruh di Brankas Buku ini, yang ada kode untuk bisa membukanya,” kata Tatak.

Ketiga pengedar yang ditangkap, di antaranya Mohammad Fadlil (26), Kriswijaya (26), dan M Rizky Maulana Maghfur (25). Ketiganya tercatat sebagai warga Jalan Gubernur Suryo, Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.

Dari ketiga pelaku, petugas mendapati paket sabu yang telah dikemas dan siap diedarkan.

“Ada sebanyak 43 paket sabu berbagai kemasan, dengan berat total 62,17 gram. Kemudian ada juga pil ineks (ekstasi) sebanyak 84 butir, kami sita sebagai barang bukti. Mereka mengaku, dapat barang ini (narkoba) dari jaringan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Namun Lapas mana, itu yang masih kami lakukan pengembangan,” tutur Tatak.

Salah seorang pelaku Fadlil mengaku, baru menjalankan bisnis haram tersebut sekitar 3-4 bulan lalu. Mereka mengaku biasa memasarkan narkoba kepada para buruh pabrik yang berada di Kawasan Gresik Kota.

“Hasilnya (jualan narkoba) buat hidup (sehari-hari), buat senang-senang juga,” ucap Fadlil.

Atas perbuatan tersebut, para pelaku dijerat dengan Pasal 114 Juncto Pasal 112 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Selain narkoba dan Brankas Buku, beberapa barang bukti lain yang turut disita pihak Kepolisian adalah telepon genggam, timbangan elektrik, tas, kantong plastik, dan juga alat hisap. (*/red)

Masih Rasakan Getaran Gempa, Warga Pulau Bawean Pilih Tidur di Tenda

By On Maret 26, 2024


GRESIK, Kabar7.ID – Warga di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur (Jatim) masih merasakan gempa. Meski getaran gempa yang dirasakan tidak sebesar pada Jumat, 22 Maret 2024, namun hal itu membuat warga khawatir. Akibatnya, warga memilih tidur di tenda pengungsian.

Camat Sangkapura, Umar Junid mengatakan, masih banyak warga yang memilih untuk tidur di tenda-tenda pengungsian lantaran masih khawatir dan trauma atas gempa magnitudo 6,5 yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024.

Apalagi, banyak rumah milik warga yang rusak akibat gempa tersebut.

“Pagi tadi saya kan ikut rapat koordinasi di Kantor Bupati, di Gresik, tapi siangnya balik ke Bawean. Pas pulang, dapat laporan dari warga yang merasakan gempa susulan lagi, tapi tidak besar seperti sebelumnya dan tidak lama,” ujar Umar kepada wartawan, Senin, 25 Maret 2024.

Karena masih sering merasakan getaran gempa, kata Umar, warga masih ketakutan untuk tinggal di rumah. Akhirnya, mereka memilih tidur di tenda pengungsian yang telah disiapkan.

“Untuk itu, saya juga tidak bisa memaksa warga supaya kembali ke rumah masing-masing, mungkin mereka masih trauma. Jadi pelan-pelan, sambil menunggu tim trauma healing bekerja membantu warga,” kata Umar.

Menurut Umar, semua kebutuhan warga yang mengungsi telah tercukupi dengan baik. Termasuk, koordinasi semua pihak dalam penanganan dan juga penyaluran bantuan untuk warga.

“Sesuai hasil rapat koordinasi tadi, sudah dijalankan. Termasuk pendirian beberapa tambahan tenda di beberapa titik, yang insya Allah akan dilakukan malam ini setelah dikirim tadi pagi. Sudah terkoordinasi sesuai dengan arahan,” ujarnya.

Faris, warga Kecamatan Tambak, Bawean, mengaku, dirinya memilih tinggal di tenda pengungsian lantaran masih trauma dan khawatir akan gempa susulan yang masih terus terjadi.

“Intensitas gempa memang sudah jauh menurun dibanding sebelumnya, tapi tadi pagi masih ada (gempa),” ujarnya.

Menurut Faris, untuk pasokan kebutuhan warga di Pulau Bawean terkait makanan, listrik maupun pasokan air, sejauh ini masih aman dan tidak ada kendala.

Faris mengaku belum berani kembali tinggal di rumah miliknya dikarenakan rumahnya juga mengalami kerusakan.

Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani telah memberangkatkan bantuan dari berbagai pihak untuk warga terdampak gempa di Pulau Bawean.

Sebelumnya, Yani sudah sempat meninjau langsung keadaan warga terdampak gempa di Bawean.

“Kita terus lakukan asesmen atas kerusakan-kerusakan yang terjadi di Bawean. Kemarin kita juga sudah lakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala desa, camat, Direktur RSUD Umar Mas'ud, Kepala BMKG Bawean dan Kepala Puskesmas pada dua kecamatan di Bawean,” tuturnya.

Berdasarkan data BPBD Jawa Timur hingga Minggu siang, 24 Maret 2024, total pengungsi anak ada sebanyak 6.277 jiwa, orang dewasa sebanyak 8.833 jiwa dan kategori lanjut usia sebanyak 2.534 orang.

Sebagian besar mengungsi bukan karena rumah mereka rusak, namun karena faktor trauma dan khawatir adanya gempa susulan. (*/red)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *